Search

Thursday, February 11, 2016

Coretan buat para kekasih


 
CORETAN BUAT PARA (MANTAN) KEKASIH

Kekasih #1

Aku tak ingat berapa lama yang lalu terakhir kita bertemu, terakhir kali aku bersedia menatap matamu :) Namun jangan khawatir anak kita yang telah beranjak dewasa -- aku yakin -- akan tetap lebih berbahagia bahwa kita tinggal tak (lagi) satu atap. Dia telah menjelma seorang gadis yang lumayan matang di usianya yang menjelang pertengahan duapuluh. Dan dia -- meski banyak orang bilang mirip kembaranku -- sifat dan sikapnya sangat bertolak belakang denganku. Aku tidak mengacu ketidaksukaannya bersepeda -- gegara khawatir warna kulitnya kian eksotis jika bersepeda melulu kayak nyokapnya, karena jenis kulitnya beda dengan kulitku -- namun benar-benar mengacu ke sifat dan sikapnya yang bertolak belakang denganku di usia yang sama.

Oh ya, di usianya sekarang, dulu aku telah menimangnya. Indeed I was very adventurous. LOL. Aku dulu merupakan salah satu korban kultur patriarki, dia (nampaknya) tidak :) Dia nyaman menjadi dirinya tanpa perlu gedubrakan hanya gegara belum punya pacar. (hohohoho ...) Dan pernikahan di usia yang cukup muda (bila dipandang dari kultur zaman sekarang, bukan dekade sembilanpuluhan) merupakan salah satu bukti aku adalah korban kultur patriarki. Dia nyaman dengan menjadi dirinya tanpa harus ikut-ikutan tampil seperti para gadis di iklan-iklan, apalagi para selebriti Korea yang sekarang sedang sangat terkenal di Indonesia, padahal aku bisa katakan she is a Korean freak. :D

Aku menulis ini bukan karena aku kangen kamu. (dih, jangan ge-er ya? LOL.) Postingan ini tertulis gegara dua hari lalu aku membeli buku kumpulan cerpen karya Agus Noor yang berjudul CERITA BUAT PARA KEKASIH. Dan mendadak aku berpikir, well ... I wanna write something similar. (sama sekali tidak kreatif, meski juga ga pasti copycat lho, karena aku sampai sekarang bahkan belum membuka sampul plastik buku yang dibelikan oleh anak kita itu.) Karena aku tidak memiliki kekasih saat ini, yang kutulis adalah "mantan kekasih". Ya, aku hanya punya mantan. LOL. Dan sebagai seseorang yang telah sembuh dari menjadi korban kultur yang mengutamakan lelaki, aku merasa baik-baik saja.

Kekasih #2

Tentu kamu tak akan pernah tahu bahwa hadirmu dalam hidupku ternyata merupakan salah satu 'trigger' pencerahanku, beberapa tahun kemudian, di bidang equality between women and men selain di bidang spiritual. (Can you guess how?) Inilah sebabnya terkadang aku membayangkan kita kembali terpaut, meski hanya sekali saja kita berkomunikasi, bahwa aku telah begitu berubah dibanding aku yang dulu, saat kita berdua saling tergila-gila satu sama lain. There will be no intellectual gap anymore between us. Because I have far matured, not only physically, but also mentally and spiritually.

Namun tak ada lagi jejakmu yang bisa kutelusuri. Don't worry, cincin bermata ruby yang kau kirimkan kepadaku, melewati samudra atlantik, ribuan kilometer, masih kusimpan dengan baik, sebagai pertanda, bahwa cinta kita pernah ada.

Kekasih #3

Kehadiranmu dalam hidupku memberi contoh riil bahwa aku adalah seorang masochist dalam percintaan. :D Aku tahu -- sejak dulu -- bahwa bukan kualitas dalam dirimu yang benar-benar membuatku menjadi seorang pencinta namun karena aku adalah seorang masochist. If you know what I mean ... :)

Beberapa bulan lalu aku baru saja tahu bahwa ternyata kamu telah bercerai dengan istrimu dan memiliki pacar baru. Don't worry meski dulu aku adalah seorang masochist (dalam menghadapimu) aku sama sekali tidak cemburu pada pacar barumu. Aku ... hmmm ... entahlah ... Bagaimana perasaan mantan istrimu ya? Hihihihi ... And are you still the hero of your son? Apakah setelah lepas darimu aku bukan lagi seorang masochist dalam percintaan? Entahlah :) (In fact, I don't really understand myself. LOL.)

Kekasih #4

Hadirmu yang hanya sekian hari dalam hidupku ternyata membuatku 'sembuh' dari masochism selama lima tahun sebelumnya. Isn't it wonderful? Dan bahwa rasa yang kusimpan untuk kekasih ketigaku itu sebenarnya bukan rasa yang istimewa, namun hanya karena .. aku seorang masochist. LOL.

Aku akan selalu ingat hanya denganmulah aku bisa survive berbincang di telpon selama berjam-jam, berbincang tentang mengapa perempuan hobi shopping (kamu merujuk ke istrimu karena kamu tahu aku tak hobi belanja), tentang perempuan-perempuan yang hadir dalam hidupmu sebelum menikahi istrimu, termasuk tentang pacar pertamamu yang kamu bilang masih saja membuat jantungmu berdebar tak karuan kala melihat kelebatannya, meski kamu dan dia masing-masing sudah menikah. Kita juga berbincang tentang sastra yang tidak kamu pahami namun kamu tahu aku suka bikin coretan puisi buat lelaki-lelaki yang pernah mampir dalam hidupku, tentang aku yang feminis hingga sifatku jauh berbeda dengan istrimu. Oh ya, kita juga bercakap-cakap tentang berapa lelaki yang pernah hadir dalam hidupku. :P

Btw, aku masih menyimpan nomormu. Juga nomor kekasih ketigaku. Namun dengan sengaja aku tak ingin menghubungimu, maupun dia, lewat telpon. Let bygone be bygone. :)

IB 18.55 11/02/2016

No comments: